Kang Maman – Pasukan Oranye, “Pasukan Elite” Jakarta
Kebersihan itu sebagian dari iman. Betul?
Mari kita cek iman orang Jakarta dan Indonesia.
Setiap hari, satu orang warga Jakarta memproduksi ½ kg sampah. Atau,
seluruh penduduk DKI setiap hari memproduksi 6.000 ton sampah. Dan dalam
setahun, penduduk Indonesia menghasilkan lebih
dari 86 juta m3 atau setara dengan lebih dari 86 miliar liter sampah
dengan berat 77 juta ton, yang sama dan setara dengan 20 kali 22 kali
lebih berat dari berat keseluruhan candi Borobudur.
Dan ujung tombak dari pengelolaan dan penanganan sampah itu adalah
petugas kebersihan—yang di Jakarta adalah pasukan oranye, yang memungut
dan mengumpulkan sampah untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara; tempat di
mana sampah diseleksi, mana yang masih memiliki nilai manfaat dan nilai
ekonomis, dan yang tidak bermanfaat kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir
sampah. Jadi, salut buat pasukan oranye dan para petugas kebersihan di negeri
ini.
Teringat satu puisi Potret Tukang Sampah dari Eka Budianta;
Dengan perut lapar dan harapan kosong
Aku menelanmu, Jakarta
Kukunyah-kunyah sebuah mikrolet tua
Onggokan sampah telah jadi menu utamaku
Roda gerobak adalah sendok dan garpu
Tuhan, jangan beri aku uang
Baunya lebih kecut ketimbang sampahku
Mendingan di bayang-bayang pohon mangga
Aku menyiapkan cerita untuk anak cucu
Untukmu, Jakarta
Untuk pengemudi bajaj, penyalur genteng
Dan pedagang kaki lima
“Uang,” katanya, “baunya lebih kecut dari sampah.” Itu sekaligus
penutup notulen kita hari ini bahwa pasukan oranye sungguh jauh lebih
hebat dan jauh lebih wangi daripada sosok-sosok “yang mulia” yang menilap dan mengecutkan
uang rakyat dan karenanya menggunakan rompi oranye KPK.
Terakhir, kalau kebersihan adalah sebagian dari iman, kalau kamu
mengaku beriman, kok masih buang sampah sembarangan? (Maman Suherman)