Kang Maman – Pilih Mana? Part 2
Didahapkan pada dua pilihan salah dan harus memilih salah
satu, memang serba salah karena tak serba benar.
Yang menarik, nyinyir di medsos bukan cuma bisa dipenjara—seperti
kata Mas Jarwo. MUI telah mengeluarkan fatwa mengenai penggunaan medsos. Dan
ada sejumlah poin yang diharamkan untuk dilakukan di medsos, di antaranya: setiap
muslim yang bersosialisasi melalui medsos, diharamkan melakukan gibah, fitnah,
adu domba, dan penyebaran permusuhan. Aksi bullying, ujaran kebencian
serta permusuhan atas dasar SARA, juga diharamkan, terlebih mengenai penyebaran
hoax serta informasi bohong.
Karenanya, jari-jemarimu harimaumu, jangan lumuri dengan
keharaman.
Sungguh karenanya, pikir sebelum diukir, saring sebelum
di-sharing! [segmen 1]
***
Dari pantun-pantun tadi kita bisa lihat bahwa kata orang, pasangan
itu harus pas. Kalau tidak ada pas-nya, ya tinggal angan.
Pasangan itu untuk menyempurnakan, bukan untuk saling
menyakitkan. Bukankah lebih baik saling meninggikan daripada saling merendahkan?
Saling menguatkan daripada saling melemahkan. Saling menggenapkan daripada
saling mengganjilkan.
Artinya, yang paling utama, sebenarnya, bukan berharap
orang lain menjadi pasangan terbaik untuk kita, tetapi berupaya menjadikan diri
kita terbaik buat pasangan kita.
Dan kepada pasangan kita, siapa pun dia, apa dan bagaimana
pun dia, katakan dua kalimat ini:
Sesungguhnya, akulah rindu yang selalu hujan di hatimu.
Rumah yang kuangankan hanya pelukanmu,
damai yang kuinginkan abadi di pelukanmu,
dan tempat terindah buatku: hatimu. [segmen 2]
***
Saya coba merumuskan kalimat Mas Ronal.
Orang memberikan hanya apa yang dia miliki. Jika dia
hanya punya sampah, dia hanya bisa memberikan sampah. Jika dia bergelimang
hinaan, dia hanya bisa memberikan hinaan.
Nasihat bijak dari Kang Ronal:
Terhadap pemberi sampah dan hinaan, diamkan. Karena jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu mendiamkannya (tidak menerimanya), itu artinya pemberian tersebut kembali kepada pemberi sampah dan hinaan itu.
Terhadap pemberi sampah dan hinaan, diamkan. Karena jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu mendiamkannya (tidak menerimanya), itu artinya pemberian tersebut kembali kepada pemberi sampah dan hinaan itu.
Nasihat bijak pun muncul:
Bila terlalu sulit mengasihi, jangan membenci. Bila tak
bisa menghibur, jangan membuatnya sedih. Bila tak bisa memuji, jangan
menghujat. Dan bila tak bisa menghargai, jangan menghina.
Pakai hati, bukan belati. [segmen 3]
***
Pilih punya pacar atau punya teman? Jawabannya, pilih punya
hati.
Kalau punya hati, kita pasti akan punya teman, entah itu
teman baik atau teman sehati. Kalau tidak punya hati, jangan berharap bisa
punya keduanya. Karena orang lain pasti mencari hal yang sama: manusia yang
masih punya hati.
Dan ingat, sebagaimana mantan pacar dan pacar, beri pujian
bernilai 10 (ten) pada temanmu. Maka teman pun bisa mengubah jadi
temanTEN, mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Modalnya satu, dan sering berulang disampaikan: akadakan
dan halalkan atau lupakan dan tinggalkan. [segmen 4]
***
Mudik atau tetap kerja? Berbeda dengan segmen 1 yang
pilihannya serba salah, kali ini pilhannya serba benar. Jadi jawabannya pun
menjadi mudah.
Hidup ini adalah serangkaian skala prioritas, pilih
berdasarkan urutan prioritasnya. Utamakan memenuhi kebutuhan daripada memuaskan
keinginan.
Kata Kang Denny, prioritaskan keluarga daripada harta dan
kerja. Karena harta yang paling berharga adalah keluarga.
Dan di atas segalanya, doa indah layak rasanya untuk kita
lantunkan jika berada di persimpangan pilihan-pilihan:
Wahai, Sang Mahacinta, jauhkan kami dari pemberian yang menggelapkan
mata,dari pembiaran yang membutakan hati, aamiin. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar