Kang
Maman – Muda dan Berkarya
Hakikat
permainan—termasuk yang menantang dan memicu adrenalin—adalah senang-senang
yang menyenangkan. Tugas kita adalah tak lelah mengingatkan bahwa permainan
(tantangan), haruslah penuh perhitungan; tidak asal-asalan, tidak boleh
membahayakan, apalagi mencelakakan.
Kalaupun
ada tantangan yang menegangkan dan harus dipecahkan, kata Cipan, adalah
bagaimana memberi contoh yang baik, memberi pengaruh kebaikan dan kebajikan
kepada sesama insan.
Dan tantangan
yang tidak kalah ringan buat negeri ini, adalah tak henti mempromosikan
kekayaan budaya negeri ini ke berbagai belahan dunia. Dan bineka itu,
kaya raya. [segmen 2]
***
Dari JKT48
kita dapatkan poin tentang pentingnya toleransi. Beragam tapi harmoni.
Dari
Karnaval Busana Jember terbukti, anak muda Indonesia
tidak kere kreativitas. Sekaligus membuktikan, Indonesia
bukan cuma Jakarta, Indonesia bukan cuma Bali.
Dan dari apa
yang kita saksikan sekilas saja, kita temukan inti kesenian dan kebudayaan
negeri ini, yaitu: paduan sensasi di permukaan, dengan keindahan, kebermaknaan,
dan kebenaran dalam kebinekaan.
Jayalah
negeri yang kaya raya ini, Indonesia! [segmen
3]
***
Persoalan
terbesar di negeri ini, benar kata Narji di segmen awal, kita kurang mensyukuri
karunia-Nya, lupa kalau kita kaya raya. Coba tanya orang Indonesia yang terbiasa Jakarta sentris, berapa suku bangsa
dan pulau yang dimiliki Indonesia? Berapa banyak
yang tahu kita punya 17.500 pulau? 13.466 di antaranya sudah bernama dan
dilaporkan ke PBB. Dan kita punya sekitar 1.340 jenis suku bangsa di Indonesia.
Karenanya,
berbanggalah dengan negeri ini, dan perbanyaklah membaca Indonesia.
Teringat apa
kata Pramoedya Ananta Toer dalam novel “Jejak Langkah”:
Tak mungkin orang
dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas
tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat
sesuatu kebajikan untuknya.
Jadi, sekali
lagi:
Baca
negerimu, jangan pernah letih mencintai dan berbuat kebaikan untuk Indonesia. (Maman Suherman)