Kang Maman – Asing Cinta Indonesia
Indonesia adalah keping-keping al-jannah, suargaloka, alam bahagia yang sengaja diturunkan Ilahi ke muka bumi. Tak aneh bila berbagai insan dari serangkaian sudut-sudut bumi lainnya, berlomba-lomba datang ke sini dan menyatakan kecintaannya; Senk Lotta, Sahil, Tyson Lynch, mengakuinya.
Indonesia adalah keping-keping al-jannah, suargaloka, alam bahagia yang sengaja diturunkan Ilahi ke muka bumi. Tak aneh bila berbagai insan dari serangkaian sudut-sudut bumi lainnya, berlomba-lomba datang ke sini dan menyatakan kecintaannya; Senk Lotta, Sahil, Tyson Lynch, mengakuinya.
Untaian
zamrud khatulistiwa ini, menurut kajian citra satelit Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional, pada tahun 2002 saja, jumlah pulaunya mencapai 18.306 buah.
Jika setiap pulaunya kita kunjungi tiga hari saja, butuh waktu 150 tahun untuk
menjelajahinya—atau lebih dari dua kali lipat usia harapan hidup orang Indonesia. Jadi, kita saja perlu hidup dua kali untuk bisa
menikmati seluruh keindahan surga yang bernama Indonesia.
Dan di atas
tanah surga ini, Indonesia punya 1.342 suku
bangsa. Yang diakui oleh Senk Lotta, Sahil, dan Tyson ini, tak ada keeksotisan
di muka bumi yang tak dimiliki Indonesia, yang
tak dimiliki tanah, air, makanan, dan juga orang-orangnya.
Karenanya,
kalau saja orang asing mencintai negeri yang terbujur dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote ini, apalagi kita, yang putih
tulangnya, merah darahnya, berselimutkan Sang Saka Merah Putih, dan desah napasnya
menyatu dalam udara Indonesia Raya.
Sekali lagi,
karenanya, rawat dan cinta terus negeri ini. Dengan mencintainya, engkau akan
temui tiga butir mutiara terindah yang ikut diturunkan ke muka bumi: kebaikan,
kebenaran, dan keindahan yang sejati. Dan ketiga hal itu, terangkum satu dalam
keberagaman negeri ini. Cintai keberagaman negeri ini dan tegaskan:
“Keberagaman bukan untuk diseragamkan.”
Jadi, mari
terus ikrarkan: “Aku mencintaimu, Indonesia.” Teruslah
mencintai Indonesia, dan satu: Tidak bhinneka,
bukan Indonesia. (Maman Suherman)