Kang Maman – Travelling di Bulan Ramadan
Salah satu cara menyegarkan kembali fisik dan pikiran yang didera
rutinitas kehidupan adalah dengan berlibur, di antaranya dengan melakukan
perjalanan (travelling). Travelling juga punya 3 manfaat lain, di
antaranya: Mengajarkan kita bagaimana merencanakan kehidupan (di tahap awal
berencana dan persiapan perjalanan), kemudian mengajarkan bagaimana menikmati
kehidupan saat perjalanan berlangsung, dan mengajarkan kita bagaimana
mensyukuri kehidupan ketika akhirnya tiba di tujuan atau kembali ke halaman
rumah dan kampung halaman.
Bagaimana bila dilakukan di bulan Ramadan?
Tegas Kang Denny mengatakan tadi, “Ramadan jangan dimaknai semua harus
berhenti.” Bumi tak berhenti berputar mengelilingi matahari selama Ramadan. “Ramadan
bukan hambatan,” kata Kang Ronal. Rutinitas kebaikan harus tetap berlangsung, tantangannya:
bagaimana semua rutinitas menjadi lebih berkualitas nilai kebaikannya.
Demikian juga saat melakukan perjalanan. Isi perjalananmu, ujar Ronal, dengan
berbagai upaya meningkatkan keagamaan—membaca Al-Qur’an digital, misalnya. Atau
mendengarkan murottal lewat gadget; mendengarkan Syekh Misyari
Rasyid Alafasy, yang melagukan ayat-ayat Al-Qur’an dengan sangat merdu dengan
kecepatan yang agak dilambatkan, atau Syekh Abdurrahman as-Sudais dan Syekh Su’ud
Asy-Syuraim—dua imam Masjidil Haram, Mekkah—yang melagukan ayat Al-Qur’an dengan
penuh penghayatan dan melakukan tempo yang relatif dilakukan dengan lebih cepat.
Jadi, perjalanan saat Ramadan: perkaya keilmuan, perkuat keimanan, syukuri
kehidupan.
Kunci terakhir bagi pejalan sejati:
Kebahagiaan itu adalah perjalanan, bukan tujuan. Dan semua manusia pada dasarnya dan sebenarnya sedang melakukan perjalanan menuju pulang. Insya Allah dengan hikmah Ramadan, bahagia dalam perjalanan, kelak surga jadi tujuan penghabisan. (Maman Suherman)
Kebahagiaan itu adalah perjalanan, bukan tujuan. Dan semua manusia pada dasarnya dan sebenarnya sedang melakukan perjalanan menuju pulang. Insya Allah dengan hikmah Ramadan, bahagia dalam perjalanan, kelak surga jadi tujuan penghabisan. (Maman Suherman)