Kang Maman – Ramadan Bulan Religi atau Cari Rezeki?
Ramadan itu bulan penuh rahmat, penuh ampunan, dan pembebasan dari api
neraka. Jadi, jangan biarkan berlalu begitu saja hanya demi mengejar urusan
duniawi, karena belum tentu kita bisa bersua lagi dengan Ramadan yang karim di
tahun berikutnya. “Isi,” kata Ust. Zacky Mirza, “dengan berlomba-lomba berbuat
kebaikan dan berburu ampunan.” Isi dengan amalan-amalan khas Ramadan, di
antaranya ingat sabda-sabda Rasul:
“Barang siapa berpuasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
“Barang siapa melakukan salat malam pada bulan Ramadan karena iman
dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dan berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar dan tidak
putus-putusnya beribadah sepanjang Ramadan dari awal hingga akhir, dan jangan
tunggu baru beribadah hanya di sepuluh malam terakhir. Karena—masih sabdanya:
“Barang siapa melakukan salat di malam Lailatul Qadar karena iman
dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Juga, jangan lupa memberi iftar (makanan) untuk berbuka kepada
orang-orang yang berpuasa. Rasul bersabda, “Barang siapa yang di dalam bulan
Ramadan memberi iftar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi sebab
ampunan dari dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka.” Dan jangan
berhenti berdoa. Ingat firman Allah, “Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku
mengabulkan untukmu.” Juga ingat pada sebuah hadis, ada tiga macam orang yang
tidak akan ditolak doanya, di antaranya disebutkan, orang yang berpuasa hingga
ia berbuka.
Mengenai adanya acara-acara atau lagu-lagu bernuansa religi yang muncul
tiba-tiba, dan pengisi acara atau selebritas yang tiba-tiba menurut kita
berubah alim, kita sejak awal sudah saling mengingatkan: jangan suuzan, tapi
ber-husnudzhan-lah, siapa tahu itu menjadi awal untuk menjadi lebih
baik.
Urusan niat adalah urusan individu dengan penciptanya, kita tidak punya
kuasa untuk menilai dan mengadilinya. Hanya Dia yang kuasa menilainya. Kita
hanya wajib meyakini dan mengingatkan pada diri sendiri: Allah memberikan
pahala sesuai niatnya.
Jadi, mari isi Ramadan dengan membuat tontonan yang bisa menjadi
tuntunan, membuat syair menjadi syiar, dan insya Allah terus berlanjut kelak
meski Ramadan telah berlalu.
Terakhir:
Mari terus ramaikan masjid, bukan malah ramaikan pasar.
Mari terus ramaikan masjid, bukan malah ramaikan pasar.
Agar saf salat di masjid tidak makin maju
karena makin banyak yang lebih sibuk belanja baju.
Dan berharap:
Selepas Ramadan kita menjadi manusia yang—dalam istilah Zacky Mirza tadi—cerdasnya komlit, yakni menjadi manusia yang saleh ritual sekaligus saleh sosial.
Selepas Ramadan kita menjadi manusia yang—dalam istilah Zacky Mirza tadi—cerdasnya komlit, yakni menjadi manusia yang saleh ritual sekaligus saleh sosial.
Jadi, mari meraih kemenangan, kesucian, selepas Ramadan kelak. (Maman
Suherman)