Kang Maman – Kreativitas Tanpa Batas
Ada 2 poin yang dibicarakan hari ini. Yang pertama, kreativitas itu
batasnya: langit lapis teratas, samudra yang paling dalam, dan imajinasi tanpa
kisi-kisi. Dan setiap orang bisa jadi kreator dan itu jauh lebih baik daripada orang-orang
yang kere kreativitas, yang cuma bisa bikin bising bahkan bikin gering mata dan
kuping orang, dan hasilnya pun hanya kosong melompong.
Lalu bagaimana cara menjadi kreator?
Kuncinya, kata Kirby Ferguson dalam buku “Embrace the Remix”, bukan
meng-copy-paste atau menjadi plagiat. Tapi tekniknya hanya 3
jurus: kopi, ubah, dan gabungkan. Dan sadari, juga akui dengan jujur, kreativitas
kita bergantung pada karya orang lain. Ini semacam pembebasan atas
kesalahpahaman.
Yang kedua, kalau menyimak kisah polisi yang jadi pemulung, kita bisa
memetik sebuah inspirasi yang indah: Lebih baik jadi pemulung sampah daripada
jadi koruptor yang merupakan lapis terbawah dari sampah masyarakat. Dan semoga
Pak Polisi yang memulung itu tidak larut dan lupa diri karena pujian. Karena pujian
itu sebenarnya adalah ujian yang menyamar di belakang huruf ‘p’.
Dari Pak Polisi kita juga belajar satu hal:
Kalau kita jujur, insya Allah hidup akan mujur. Dan orang jujur itu sungguh disayang Allah.
Kalau kita jujur, insya Allah hidup akan mujur. Dan orang jujur itu sungguh disayang Allah.
Dan kalau diri kita juga ingin disayang Allah, kuncinya sederhana, sebagaimana
yang juga dicontoh oleh Pak Polisi tadi:
Lakukan sesuatu yang huruf-hurufnya sama dengan huruf yang membentuk
kata ALLAH, yaitu HALAL.
Terakhir:
Kreativitas tanpa batas itu tetap harus dipertanggungjawabkan, karena
halalnya dihisab, haramnya diazab. (Maman Suherman)