Kang Maman – Digiring Era Digital
Perkembangan
teknologi membawa peradaban memasuki era digital yang ditandai oleh tiga hal. Pertama, paperless. Penggunaan kertas menjadi lebih sedikit, dan flashdisk berperan penting dalam
penyimpanan dokumen. Kedua, serba
aplikasi. Setiap OS (Operating System)
berlomba menciptakan aplikasi canggih; lahirlah TV pintar, kacamata pintar,
mesin cuci pintar, pembuat kopi pintar, bahkan pengatur denyut jantung manusia
dan langkah kaki—yang oleh Ronal disebut, “Telah mendehumanisasi manusia”.
Alat makin
pintar, manusia makin sebaliknya. Karena ciri yang ketiga, cukup dengan search
engine “paman Google” dan ensiklopedia
online, orang semakin mudah mencari apa pun, yang berakibat menciptakan dua
dampak negatif. Yang pertama, manusia jadi malas bergerak, penderita obesitas makin
meningkat, dan timbulkan sejumlah penyakit yang tadi disebut oleh Mbak Ajeng.
Yang kedua, lahir jenis penyakit baru: nomophobia.
Orang lebih takut ponselnya tertinggal daripada anak dan istrinya yang
tertinggal, dan tergantung berlebihan pada charger
dan colokan, juga stres berat bila baterai lemah dan sinyal tidak maksimal
dibanding hatinya yang lemah.
Jadi, ingat,
pengatur denyut jantung dan langkah kaki bisa kauciptakan, tetapi takkan pernah
bisa mengganti anugerah tertinggi Tuhan: denyut cinta, dan derap langkah
perasaan sayang.
Terakhir,
Mbak Ajeng ingatkan, “Kita yang ciptakan teknologi, kita yang harus
mengendalikan.” Awasi dan batasi anakmu, jangan biarkan anakmu diasuh oleh gadget, kalau kita tak mau—kata Pak
Jarwo—kelak anak kita kehilangan kemanusiaaannya karena DIGITAL; DIjajah dan
diGIlas secara menTAL di era digital! (Maman Suherman)