Kang Maman – “Jualan” Online
Semenjak prostitusi dilegalkan di sejumlah negara Eropa dan bisa
dipromosikan lewat online,
penghasilan bisnis prostitusi di Eropa mencapai Rp250 triliun per tahun.
Salah seorang PSK-nya bernama Paige Ashley (PSK kelas atas di Inggris)
mengaku, setelah 6 tahun menggeluti profesinya, berhasil menabung 4,2 miliar,
punya rumah mewah di London Utara, 1 mobil sport, dan berkeliling dunia; karena
lewat jasa online, pemelacur atau
pemakai jasanya berasal dari berbagai negara. Dan ia mengaku, kekayaannya itu diperoleh
setelah melayani lebih dari 500 laki-laki.
Jadi tergambarkan, di dunia prostitusi ada unsur transaksi—yang dalam
lagu Gadis Malam – Java Jive
disebutkan sebagai “transaksi haram”. Dan lahirnya transaksi berarti tidak cuma
satu pihak, namun melibatkan sejumlah pihak. Tak cuma antar-PSK dengan pengguna
jasanya, tapi juga muncikari dengan berbagai
sebutannya.
Jadi, kalau kita hanya menyoroti satu sisi (satu pihak), kita hanya
akan terjebak dalam dunia sensasi tanpa solusi. Kalau mau jujur mengadili,
adili semuanya. Dalam kasus Ashley, misalnya, kalau mau adili Ashley dan
perempuan-perempuan PSK lainnya, adili juga paling sedikit 500 pembeli jasanya,
yang mungkin selama ini adalah kalangan-kalangan terhormat seperti digambarkan oleh
Pak Pieter tadi.
Masih berkaitan dengan hal ini, kembali ke Peige Ashley, apakah ia
bahagia?
Sebelum menjawab ini ia berujar, “Pekerjaan saya membuktikan, jangan
percaya pria! Jangan percaya siapa pun sepanjang mereka semua masih
dikendalikan oleh benda yang berada di antara dua kakinya, bukan dikendalikan
oleh hati dan pikirannya.” Dan katanya jujur, “Saya tidak akan mengatakan saya
bahagia.” Dia ingin mengatakan, ia tidak bahagia.
Nah, dalam hal apa pun—melacurkan diri, melacurkan posisi, melacurkan
jabatan, atau melacurkan profesi—ingat satu hal: “Lebih baik berletih-lelah
asal masih di jalan Allah, daripada bermegah-mewah tapi meniti jalan yang salah.”
(Maman
Suherman)