Kang Maman – Friend Zone
Rupanya, ada enam tanda friend
zone yang wajib kamu waspadai. Pertama,
perhatiannya semu, hanya karena tidak enak dengan perhatian yang telah engkau
berikan. Yang kedua, dia
menghubungimu hanya kalau butuh. Ketiga,
sering curhat ke kamu (Jangan GeeR [gede rasa], karena kalau dia
betul-betul suka padamu, dia nggak
akan curhat soal lawan jenisnya kepadamu).
Keempat, ngajak keluar, tetapi begitu sampai “TKP”, ternyata perginya
bareng-bareng dengan yang lain—nggak cuma
berdua. [5] Tetapi sebaliknya, pas
kamu ngajak keluar berdua, pasti ada
saja alasannya untuk menolak. Dan yang
keenam, kalau diajak ngomong
tentang status hubungan kalian, dia pasti langsung alihkan perhatian.
Kalau ini terjadi padamu, mari sejenak heningkan cipta untuk nasib
cintamu yang mengenaskan. Namun jika hatimu tetap kuat ketika yang kamu cintai
cuma menganggapmu teman, lantunkanlah rasa syukur; daripada dianggap hantu yang
ditakuti atau maling yang dilaporkan, lebih baik seperti sekarang. Toh masih
bisa friend with benefits, sambil
menggantungkan harapan di gemintang yang berkerlap-kerlip di langit malam.
Bukankah teman masih bisa
jadi temanten di depan penghulu?
Bukankah sahabat masih bisa berjabat dan berakad? Dan cinta yang tak diungkapkan
masih bisa tersingkapkan?
Bila pun tetap tidak jadian,
jadilah jantung buatnya, yang terus berdetak membuatnya hidup, tanpa pernah
berharap balas, tanpa pernah pamerkan wujud. Tetapi karena cinta, tak perlu
alasan; sebab cinta adalah alasan itu sendiri sekaligus tujuan. Tetapi jika tak
sanggup menghadapinya, segera putar haluan, dan berlabuhlah di pelabuhan yang
menyambutmu sepenuh kasih dan sayang.
Terakhir, buat yang terjebak di friend
zone:
“Yang ingin dipacari boleh berganti, tetapi sahabat tetap di hati.” (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar