Kang Maman – Kasak-kusuk Susuk
Susuk, merujuk pada suatu cara memasukkan benda asing ke dalam badan
seseorang secara spiritual, untuk mendapatkan suatu kelebihan—baik sebagai
penarik lawan jenis, penambah daya tarik, percaya diri, dan kekuatan pada fisik—yang semuanya merupakan bentuk sugesti seseorang yang telah menggunakan susuk
itu.
Sejumlah referensi menyebutkan, praktik susuk asal mulanya dari
kebudayaan Malaysia, yang kemudian merembes masuk ke Indonesia. Adakah yang memakai? Jawabnya: ada. Buktinya, seperti malam
ini diungkap Bu Ayu: Dari orang biasa, seleb, sampai politisi. Silakan, bellieve it or not.
Tapi yang harus kita pegang, tetap ada satu hal: Dalam hal apa pun, ada
kaidah bahwa ‘tujuan yang baik tidak bisa menghalalkan yang tidak baik’—tujuan
yang baik tetap tidak boleh menghalalkan segala cara. Dan jangan tergantung
pada hal-hal bendawi, lalu melupakan-Nya.
Dan susuk yang terbaik, susuk alami pemberian Tuhan yang paling memikat, yakni: SuSuk, singkatan dari ‘SUara SUKma’—nurani terdalam yang jujur, tulus
yang terpancar keluar, inner beauty
yang membuat orang di sekeliling menjadi tersinari, adem dan damai. Bahasa
Fitrop [Fitri Tropica], “Mau banyak yang sayang, nggak perlu tambah susuk, cukup doanya yang tambah khusyuk. Mau
banyak rezeki, nggak perlu pake pelet, cukup ibadahnya ngga pake lelet.”
Ingat, dalam segala hal, menipu diri menyelamatkanmu sementara, tapi
menghancurkanmu selamanya! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar