Kang Maman – Dangdut Night
Dangdut
adalah potret utuh negeri ini. Liriknya mencakup seluruh aspek IPOLEKSOSBUDHANKAM [Ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan, keamanan]. Apa
buktinya?
Ideologi dan
politik; Simak lirik lagu Kerukunan-nya
Mara Karma dalam album Kerukunan (Pancasila), atau Hak Asasi dari Rhoma Irama, ada lirik: Terapkan demokrasi Pancasila/ sebagai landasan negara/ jangan suka
memperkosa/ kebebasan warga negara/ karena itu bertentangan/ dengan peri
kemanusiaan.
Ekonomi;
Tentu kita akrab dengan lirik Sepiring
Berdua, Termiskin di Dunia, atau Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin
Miskin.
Sosial-Budaya;
Terdiri dari banyak suku bangsa, itulah
Indonesia. Dan musiknya adalah percampuran
unsur-unsur musik dan budaya dari Hindustan, India klasik. Terbukti dari
penggunaan tabla (bunyi dangdut dari situ), dan lagu Boneka Dari India – Ellya Khadam, bercampur dengan Melayu Deli yang
terasa kental dengan tokohnya: Husein Bawafie. Dan Arab, dengan alat musik
gambus yang terasa pada cengkok dan harmonisasinya dengan tokoh utamanya:
Syech Albar. Dan dangdut kontemporer
dengan pengaruh barat yang terasa pada penggunaan gitar listrik sejak tahun 1968, tokohnya, jelas: Rhoma
Irama.
Han-Kam;
Dengar lirik Pak Hansip – Endang Kurnia, atau Pak Hansip, Pak Polisi, Tulung Cekel
Pacarku dangdut koplo Gita Silviana. Atau lagu Empat Angkatan – Manis Manja Group: Hai engkau gagah/ apabila engkau pakai seragam loreng/ Hai engkau
tampan/ apabila lengkap dengan baretnya/ Terimalah doaku untukmu pahlawan
bangsa.
Jadi,
dangdut adalah potret hidup kita. Kadang
melambung seperti bola yang ditendang ke atas seperti kata Ona Sutra,
kadang dut; terhempas; terpuruk;
tersudut di lubang bawah kehidupan.
Dangdut adalah potret roda pedati kehidupan rakyat Indonesia, sekaligus cara orang Indonesia menyiasati hidup. Bahagia, joget; sedih, joget; riuh-heboh, berdangdut koplo. Asal ingat, jangan sambil tegak pil koplo yang bikin bego.
Dangdut adalah potret roda pedati kehidupan rakyat Indonesia, sekaligus cara orang Indonesia menyiasati hidup. Bahagia, joget; sedih, joget; riuh-heboh, berdangdut koplo. Asal ingat, jangan sambil tegak pil koplo yang bikin bego.
Musik itu
indah dan memperhalus jiwa, bukan menghancurkan raga dan merusak nurani.
Goyangan dangdut yang terbaik adalah jika dangdut mampu menggoyang dan
mengguncang dunia. Dan dangdut itu: Jempol! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar