Kang Maman – Tobat Kumatan
Iman manusia seperti gelombang; pasang surut, keluar masuk dari diri
kita. Tobat-kumat, tobat lombok; ngerasa
pedas, tapi besok diulang dan diulang lagi. Tapi selalu ada jalan pulang, dan “sebaik-baiknya jalan pulang,” kata Ust. Wijayanto, “adalah tobat nasuha (bentuk tobat yang tidak ada kata kembali untuk melakukan dosa yang diperbuat setelah
melaksanakan tobat tersebut, sebagaimana air susu tidak akan pernah kembali ke
tempatnya semula).”
Ulama tafsir, Al-Qurtuby, mengatakan, tobat nasuha adalah di mana di
dalamnya terkumpul empat hal—yang diistilahkan oleh Ust. Wijayanto sebagai
‘5-I’. Keempat hal itu adalah: Istighfar
dengan lisan; menjauhkan diri dari dosa dengan anggota badan; bertekad untuk
tidak kembali melakukan dosa dengan hati; dan terakhir adalah meninggalkan
perkara yang buruk.
Secara sederhana, tobat nasuha itu meliputi 3-illat, yaitu: Killat
(merasa kecil jika kembali kumat); Illat
(merasa ada penyakit jika kembali kumat); dan Zillat
(merasa hina jika kembali kumat).
Jadi, intinya: Tobat niscaya asal punya tekad kuat, kumat juga niscaya jika
tekad tidak bulat.
Tobat, jangan tunggu saat melarat, atau jelang sekarat. Karena kalau “paket usia” terblokir di tengah jalan yang sesat, Anda tak akan selamat saat datang kiamat! (Maman Suherman)
Tobat, jangan tunggu saat melarat, atau jelang sekarat. Karena kalau “paket usia” terblokir di tengah jalan yang sesat, Anda tak akan selamat saat datang kiamat! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar