Kang Maman – Balada Musim Hujan
Jika kita sejenak merenung tentang hujan, kita akan temukan sejumlah
makna di dalamnya:
Hujan bisa berarti sebuah anugerah yang diturunkan-Nya untuk membuat basah tanah yang kering kerontang.
Hujan bisa berarti sebuah kesempatan untuk mendapatkan sumber air minum dan kehidupan.
Hujan dapat bermakna juga sebagai sebuah sentilan; sebuah sindiran kepada umat manusia.
Ya, sebuah sindiran bagi manusia-manusia yang sombong bahwa kesombongan mereka itu bisa dikalahkan oleh sebuah gerakan air: Air yang sekilas tampak sepele; tiap hari ditemui; tanpa riak; tanpa ombak; tanpa gejolak; seakan-akan air selalu menurut patuh dan tenang.
Hujan bisa berarti sebuah anugerah yang diturunkan-Nya untuk membuat basah tanah yang kering kerontang.
Hujan bisa berarti sebuah kesempatan untuk mendapatkan sumber air minum dan kehidupan.
Hujan dapat bermakna juga sebagai sebuah sentilan; sebuah sindiran kepada umat manusia.
Ya, sebuah sindiran bagi manusia-manusia yang sombong bahwa kesombongan mereka itu bisa dikalahkan oleh sebuah gerakan air: Air yang sekilas tampak sepele; tiap hari ditemui; tanpa riak; tanpa ombak; tanpa gejolak; seakan-akan air selalu menurut patuh dan tenang.
Namun, air pun bisa menjadi tidak sepele, tidak sepele jika kita sering
menyepelekannya. Air bisa berubah menjadi pemangsa nan ganas, di mana pun kita
berada. Air dapat berubah menjadi “predator” teramat kejam bagi “mangsanya”.
Jadi, atas nama jiwa yang tulus, ikhlas, dan penuh harap, kita berdoa bagi
semua korban keganasan air yang tak mampu kita taklukkan. Dan, semoga negeri
ini tak selalu menghadapi musim hujan, dengan banjir air mata.
Hujan, bisa sembunyikan air mata yang menetes. Dan bila kegagalan bagai hujan, dan keberhasilan bagai mentari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar