Karena rindu dengan terang yang abadi, teman-teman di sini merayakan Hari Listrik Nasional, yang jatuh 27 Oktober, dan menyampaikan harapannya pada pemangku tugas penyedia jasa layanan listrik: PLN.
Semua juga tahu, PLN itu bukan ‘Perusahaan Lilin Negara’, juga bukan ‘Perusahaan Listrik Nyusahin’, tapi ‘Perusahaan Listrik Negara’.
Jadi, dengan segala jasa dan pelayanan yang sudah diberikannya, dengan
karyawannya yang kami percaya punya loyalitas tanpa batas, masih juga banyak
keluhan.
Listrik, disentuh
menyengat. Telat bayar, menyengat. Biarpet keseringan, juga menyengat. Lalu
kapan engkau menyentuh dan menyengat hati kami dengan pelayanan yang makin
meningkat? Tanpa biarpet dan tegangan naik mendadak yang merusak peralatan
elektronik rakyat?
Karenanya,
untuk PLN, seperti kata Fitri Tropica, “ABG aja
kalau cinta berani terus terang.” Nah, PLN, kalau cinta rakyat dan ingin
dicintai, juga harus berani terus-terang.
Dan, untuk
warga masyarakat konsumen listrik, nyalakan yang penting, matikan yang nggak penting; nyalakan secukupnya,
matikan selebihnya.
Dan meski
terang dibutuhkan, jangan cari terang dengan “mengajak perang”, alias mencuri
terang. Jadilah pelanggan, jangan disuruh bayar enggan! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar