Kang Maman – Perlukah Mengikuti Tren?
Pertanyaan paling menohok malam ini: “Ikut tren biar keren?”
Adorno dan
Hokheimer mengingatkan agar kita harus hidup dengan berpijak pada pemikiran
dasar bahwa apa yang tampak itu tak pernah apa yang sesungguhnya. Karena[nya], kita
pun diminta untuk perlu untuk tidak percaya pada apa yang tampak dari orang lain.
Penampilan fisik adalah tipuan terbesar yang mengelabui kita dari kenyataan.
Koruptor kelas kakap selalu berpakaian jas dan dasi serta naik mobil mewah. Pelaku
kejahatan terhadap kemanusiaan, adalah orang-orang yang berpenampilan terhormat
dan necis.
Jadi,
teringat kata Peter Drucker bahwa, “Pandangan umum, yakni pandangan yang selalu
diikuti banyak orang, hampir selalu salah.” Dengan kata lain, pandangan umum
atau tren, selalu menyesatkan kita. Mode atau tren selalu menggiring kita untuk
berpikir dan bertindak dengan pola yang sudah umum, yang sudah diterapkan orang
lain, namun tak selalu cocok untuk hidup kita.
Jadi, jika
kita terseret dalam kehidupan demi hanya
mengikuti mode atau tren, maka kita akan terperosok dalam penipuan dan
ketertipuan.
Jika kita
mengikuti mode secara buta, kita akan hidup dalam kepalsuan. Karenanya, atas
dasar apa pun dan untuk apa pun (termasuk dalam menyikapi tren), buka mata, buka
telinga, dan buka hati. Seperti kata Cak Lontong, “Kalau cuma ikut tren, bukan
berarti Anda keren, justru karena nggak
keren.”
0 komentar:
Posting Komentar