Kang Maman – Puasa Anak Remaja
Ada 3 kesimpulan. “Puasa Ramadan bukan cuma puasa bodi,” kata Ust.
Solmed tadi, tapi juga puasa budi karena bukan sekadar menahan lapar dan
dahaga, bukan cuma diet fisik, tapi upaya pencapaian diri; spiritualitas yang
suci agar kembali fitri, takwa, dan cahaya.
Kedua, kalau kita bangga dan bersyukur melihat anak kita mampu
menguasai bahasa asing, menguasai alat musik, juara dalam olahraga, juara di
sekolahnya, mengapa kita tidak bersyukur dan berbangga ketika anak kita sudah
mampu menjalankan ibadah keagamaannya dengan baik, termasuk berpuasa karena dialah tabungan akhirat kita? Bukankah amalan yang tak terputus meski
kita telah wafat kelak, salah satunya adalah doa anak saleh?
Dan yang terakhir, kami percaya, di antara doa paling mustajab adalah
doa orang yang berpuasa dan doa orang tua. Karena itu, sebagai anak, kami
mohonkan doamu ibu-bapak kami yang tercinta yang sedang menjalankan puasa Ramadan.
Dan sebaliknya, masihkah kita semua mengingat sosok yang mengajarkan kita
berpuasa pertama kali ketika kecil dan remaja: ibu dan bapak kita?
Masih ada ataupun mereka sudah berpulang, sudahkah kalian selalu
mendoakannya selama Ramadan yang suci ini? ... Percayalah, setiap kata
mengandung energi doa, apalagi jika itu doa; energi super; energi cinta untuk
meraih cahaya Ilahi. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar