Kang Maman – Mendadak Dagang
Ramadan adalah bulan penuh berkah. Silakan meraup berkah, berbisnis
sekaligus untuk berlatih menahan diri; menjaga diri dari apa yang diharamkan.
Kata Gading, “Berbisnis dengan jujur, tidak curang, tidak mengurangi takaran,
dan tidak berbohong soal kualitas yang dibisniskan.”
Berbicara
tentang bisnis, mengingatkan saya pada pasar. Teringat kisah seorang pengemis
buta yang sudah renta, di sudut pasar kota Madinah, yang setiap orang
mendekatinya, ia selalu berujar dan berteriak, “Jangan pernah dekati Muhammad. Ia
gila, pembohong dan tukang sihir, dan banyak orang yang disesatkan!” Siapa pun
yang lewat dekatnya, dia akan berteriak seperti itu. “Jangan dekati Muhammad,
dia gila!” Dan itu sampai ke telinga Rasul. Bukannya marah, Rasul malah datang
setiap pagi dan membawakannya makanan. Tanpa sepatah kata pun, ia suapi
pengemis dengan sangat lembut. Ia lembutkan makanan sebelum masuk ke mulut sang
pengemis, hingga sang pengemis pun memakannya dengan sangat nikmat. Tapi karena
tak tahu itu Muhammad, pengemis itu terus saja berkata, “Kamu jangan dekati
Muhammad. Dia pembohong, dia orang gila!” Setiap mendengar itu, Muhammad
bersabar dan hanya mengusap punggung sang pengemis dan terus menyuapkan makanan
dengan lembut.
Hingga suatu saat, Muhammad meninggal. Sang pengemis berloncat kegirangan
mendengar kabar itu. Tapi hari itu juga, ia kehilangan orang yang selalu
menyuapinya. Suatu hari, Sahabat Abu Bakar mendekati Aisyah, anaknya istri
Rasul, dan bertanya, “Apa kira-kira perbuatan Nabi yang belum saya lakukan?”
“Memberi makan pengemis di sudut pasar.” Datanglah Abu Bakar ke pengemis itu
dan kemudian memberi makan. Sang pengemis cuma berkata, “Ini pasti bukan kamu! Kenapa
kamu tidak menyuapi saya dan mendekati saya?” Abu Bakar kemudian mendekati dan
menyuapi, tetapi tidak melembutkan makanan itu. Dan kemudian pengemis itu
mengatakan lagi, “Pasti bukan kamu!” Akhirnya Abu Bakar mengakui bahwa memang
bukan dia. “Saya sahabatnya, dan orang yang menyuapimu sudah wafat, namanya
Muhammad.” Sang pengemis langsung terdiam dan mengatakan, “Apakah orang yang
selalu saya fitnah itu?” “Iya.” Dalam sekejap, luluh hati sang pengemis dan
menangis tiada henti.
Ramadan penuh berkah, selamat berpuasa, mari terus meneladani lelaki
yang sanggup melumpuhkan kebencian dengan kesabaran dan kasih sayang: Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar