Kang Maman – Woman on Top
Karena wanita ingin dimengerti, lalu laki-laki ingin diapa?
Kooperasi, bukan dominasi, apalagi intimidasi.
Jadi, kalau wanita ingin dimengerti, begitu juga dengan laki-laki.
Saling mengerti bahwa bila ada perbedaan, tak harus meninggikan suara dan
meneriakkan amarah, lalu saling merendahkan, melemahkan, dan mengganjilkan.
Tetapi sebaliknya, tetap saling meninggikan, menguatkan, dan menggenapkan.
Dari dialog tadi saya langsung teringat apa yang pernah
diucapkan presiden B.J. Habibie:
“Dalam berumah tangga, tak perlu seseorang yang sempurna,
cukup temukan saja orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu lebih berarti
dari siapa pun.”
Jadi, pernikahan yang bahagia, rupanya dibangun bukan
oleh dua makhluk yang sempurna, tapi oleh dua makhluk yang saling
menyempurnakan. Dan pernikahan bahagia, dibangun oleh dua orang yang saling
pemaaf dan saling mengerti.
***
Women on top. Dan Monika, perempuan Indonesia pertama yang jadi pilot AirAsia Indonesia,
adalah bukti nyata. Junko Tabei, yang wafat tahun lalu di usia 77 tahun, juga
adalah bukti perempuan pun bisa menjadi penakluk gunung-gunung tertinggi di
dunia, termasuk berdiri tegak dan gagah di puncak Everest pada tanggal 16 Mei
1975.
Dan dari ungkapan Monika tersirat dan tersurat:
Perempuan tidak menuntut lebih. Perempuan hanya meminta
haknya. Dan dengan pria, tidak saling mendominasi, tidak saling mengintimidasi,
tetapi berkooperasi—saling melengkapi.
Laki-laki dan perempuan semestinya ibarat alis. Alis itu
indah, jika yang kiri dan kanan berada dalam posisi setara. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar