Kang Maman – Para Petualang Unik
Para petualang, dengan segala keunikan dan kehebatannya, mengajarkan
kita satu hal: Hidup pada dasarnya adalah perjalanan menuju pulang.
Jadi, tak ada kata berhenti berjalan, termasuk tak ada kata setop dalam
menikmati keunikan perjalanan dan perjalanan yang unik, sebelum Dia yang di
atas sana menyatakan, “Sudah saatnya untuk setop dan berhenti.”
Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa
memberatkan, seberapa menyakitkan, atau seberapa membahagiakannya. Dan biarkan
waktu yang menjadi penyembuhnya.
Juga harus diingat, kata David Sharp tadi:
Petualangan itu bukan gila-gilaan bermodal nekat dan
asal-asalan, tetapi petualangan itu menaklukkan tantangan dengan penuh perhitungan.
[segmen 2]
***
(Kita beri tepuk tangan sekali lagi untuk Ibu Yuni)
Ibu Yuni tidak sendiri. Yuichro Miura, menaklukkan puncak
Everest 8.848 meter di usia 80 tahun, dan itu kesuksesan dia yang ketiga
kalinya setelah usia 70 dan 75. Juga, Min Bahadur Sherchan, yang pernah menaklukkan
Everest di usia 76 tahun, dan tahun ini, di usianya yang ke 85 tahun, dia ingin
kembali menaklukkan gunung itu.
Jadi, sungguh, bagi mereka, usia itu takdir dan semata
angka, tapi kehebatan dan semangat petualangan adalah pilihan.
Mereka mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada usia, juga
untuk tidak meminta gunung direndahkan apalagi disingkirkan, tetapi meningkatkan
kekuatan untuk menaklukkan ketinggian pegunungan. Toh, menikmati ciptaan-Nya
adalah salah satu cara mensyukuri karunia penciptanya. Itulah bahagia sejati,
dan sejatinya bahagia, kata Kang Denny tadi.
Dan jangan lupa, kata teman-teman tadi:
Perjalanan dibentuk dengan siapa kamu berjalan. Tetapi juga,
tak wajib membawa teman, jika di tempat tujuan kamu bisa menciptakan
pertemanan. [segmen 4]
***
Tidak ada istilah tua untuk menjadi petualang dan melakukan
petualangan. Bahkan, tidak ada kata ‘petualang’ dan ‘petualangan’
tanpa kata ‘tua’. Karena tanpa kata ‘tua’, hanya ada kata ‘pelang’ dan
‘pelangan’—dan kata ini tak akan memiliki arti sama sekali.
Dan para petualang mengajarkan kita bahwa hidup harus
menerima dengan seindah-indahnya penerimaan, hidup harus dipahami dengan
setulus-tulusnya pemahaman, dan hidup harus dinikmati dengan sepenuh
kebahagiaan dan kesyukuran.
Dan para petualang unik ini mengajarkan kita:
Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Tetapi tak harus
sempurna untuk bisa menikmati hidup. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar