Kang
Maman – Dance Modern vs Dance Tradisional
Karena Mas
Jarwo menyebut makna filosofi tari, mari mulai dengan bahasa tingkat tinggi.
Filsafat
yang mengutak-atik arti seni disebut estetika, yang dalam pohon filsafat
termasuk salah satu cabang dari dahannya yang disebut aksiologi (filsafat
nilai). Tari—tradisional maupun modern yang berada di dalamnya—adalah bagian
dari hal itu. Tari adalah ide. Ide tentang perasaan, emosi,
pengalaman-pengalaman subjektif, yang mewujud dalam gerak.
Tari,
tradisional atau modern, lagi-lagi dalam bahasa tingkat tinggi adalah bentuk
kelanjutan dari kodrat awal manusia. Bukankah terbukti bahwa seseorang terlahir
hidup ke dunia adalah dengan gerak dan hasil dari sebuah proses gerak?
Tari
adalah gerak diri sehari-hari dalam wujud yang estetik, gerak yang dipenuhi
dengan keindahan. [segmen 2]
***
Estetika
(keindahan) bukan bagian dari kualitas atau peristiwa, tapi bagaimana cara kita
menangkapnya. Dan keindahan tersebut karena mengacu pada selera.
Dalam tari,
tradisional ataupun modern, atau paduan keduanya—seperti yang dibawakan
Sandrina, estetikanya dapat diamati melalui teropong 3-W: wirama,
wiraga, wirasa; irama, keterampilan gerak, dan rasa.
Tari
adalah keindahan hati yang diwujudkan dalam gerak berirama. [segmen 4]
***
Tradisional
dan modern, teman-teman sepakat: Tak usah dipertentangkan. Keindahan itu,
tradisional atau modern, ada karena proses hubungan antara benda (yaitu karya
tari) dan alam pikiran orang yang mengamati tanpa melakukan dikotomi.
Dalam
mengamati karya tari, membutuhkan bekal pengalaman estetis dan pengetahuan
intelektual. Pengalaman estetis dapat diperoleh melalui kesinambungan di dalam melihat
pementasan tari dan belajar menari untuk melestarikannya—seperti tadi
disinggung oleh Kang Denny. Sedangkan pengalaman intelektual, akan terasa
melalui kegiatan membaca dan diskusi, serta hasil pengamatan karya tari yang
estetis.
Jika itu
terlalu ilmiah, mari sederhanakan:
Menari
adalah bukti kamu belum mati.
Bergeraklah,
menarilah dalam keindahan, karena hidup ini begitu indah. Ayo, menarilah, Indonesiaku! (Maman Suherman)
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
BalasHapus