Kang Maman – Emoticon Mewakili Perasaan?
Dalam alur komunikasi yang memanfaatkan media internet, terutama pesan
teks, sulit sekali melepaskan diri dari penggunaan emoticon atau emosikon
dalam bahasa Indonesia (?). Karena kita dan lawan bicara tidak bisa saling
menunjukkan dan memperhatikan mimik saat mengutarakan sesuatu. Emosikon pun kemudian disisipkan agar
teks mengandung emosi. Namun, tahukan siapa yang pertama kali memperkenalkan emosikon?
Ada versi yang mengatakan, sudah sejak lama, sejak era Morse (tahun
1800-an). Namun Wall Street Journal, pernah memublikasikan bahwa orang pertama
yang membuat emosikon sederhana
adalah Scott Elliott Fahlman. Yang bermula ketika terjadi pemberitaan palsu
tentang jatuhnya air raksa di sebuah Universitas Carnegie Mellon. Dari situlah,
pada tanggal 19 September 1982, lahir dua emoticon
yang sangat sederhana. Emosikon ‘:)’ yang
menggambarkan berita itu cuma lelucon belaka, atau ‘:(’ kabar serius.
Dan kemudian, dari sanalah berkembang berbagai emoticon menjadi emoji.
Sticker, yang dipopulerkan oleh aplikasi chatting
LINE, juga berpangkal dari penemuan Fahlman tersebut.
Jadi, emosikon adalah icon yang menggambarkan suasana hati, yang
ditampilkan dalam komunikasi online
yang menjadi pembeda, apakah itu serius atau cuma bercanda. Tetapi yang jauh
lebih penting, kata Ronal, apakah orang yang dituju (dikirimi) info plus emosikon itu punya pemahaman yang sama
tentang icon itu.
Kunci komunikasi kan jelas: Penyampai dan penerima mesti berada dalam
satu frekuensi dan pemahaman yang sama. Bayangkan, kalau tidak, akan terjadi
mispersepsi atau miskomunikasi. Misalnya, saat serius dimaknai bercanda; saat
sedih yang penuh uraian air mata, dimaknai tertawa bahagia sampai keluar air
mata. Itu akan berakibat rusaknya jagat pergaulan dan silaturahmi.
Jadi, silaturahmi tatap muka jauh lebih bermakna dan diyakini lebih
memperpanjang usia. Sementara emosikon,
semata hanya ikon emosi, hanya ikon yang berupa benda mati tanpa hati. Jadi,
jangan gara-gara emosikon, emosi
semakin bertambah. (Maman Suherman)
Syukron Bang, Sangat bermanfa'at.....kunjungi juga blog saya : murshofiali.blogspot.com
BalasHapusAlhamdulillah..
HapusSiap, "Kekayaan Alam Indonesia Yang Terampas"