Kang Maman – Jerat Rentenir
“Jika tak ingin terjerat rentenir,” kata Cak Lontong, “jerat terlebih
dahulu nafsu berfoya-foyamu; nafsu mengutamakan keinginan daripada kebutuhan.” Dan
bila karena suatu hal mendesak tak bisa menghindar dari berurusan dengan
rentenir, secepat mungkin upayakan lepas dari jerat mereka, atau Anda tak bisa
lepas dari “rantai” yang mereka jeratkan untuk selamanya.
Karena meminjam kepada rentenir prosesnya bisa sangat cepat, seperti
membalik telapak tangan, tetapi ia juga bisa mencabut nyawa dengan sekali hentak.
Penarik rente bak sosok nirhati (tanpa hati), yang melilitkan rantai besi
teramat berat ke leher orang lain yang justru sedang susah bernapas. Tetapi
sosok Pak Bopak, mewakili para rentenir mengatakan, “Saya kan menolong.”
Dalam agama tegas disebutkan, utang piutang adalah tolong menolong dan
perbuatan yang baik. Namun, jika dipersyaratkan ada tambahan dalam pengembalian,
itu sudah keluar dari tujuan mengutangi. Terminologi ‘menolong’ kan artinya ‘tidak
menyengsarakan’?
Karenanya, agama betul-betul mengingatkan, “Transaksi riba lebih besar dosanya daripada berbuat zina 36 kali.”
‘Riba’ tak cuma bikin ‘iba’, tapi juga penyebab ‘aib’!
(Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar