Kang Maman – Jujur Salah, Bohong Bikin Masalah
Ada 4 poin yang tercatat:
Pertama: Jika ingin mengerti keburukan sifat dusta dari diri sendiri,
maka perhatikan kebohongan orang lain, niscaya Anda akan membencinya,
merendahkan dan mengecamnya. Begitulah kedudukan orang yang berdusta, yang
melakukan suatu yang tidak terpuji, dan melakukan salah satu ciri kemunafikan,
yakni jika berkata, ia berbohong.
Tadi Pak Qomar di segmen
ke-4 mengutip apa yang pernah diucapkan oleh Ibnu Mas‘ud radhiallahu ‘anhu, “Suatu saat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: ‘Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kebaikan, sedangkan kebaikan
menuntun menuju surga. Sungguh, seseorang yang membiasakan jujur, niscaya
dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sebaliknya, sesungguhnya
dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan
ke neraka. Sungguh, orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.’”
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Jadi, poin ketiga: Pada hakikatnya, jujurlah, dan jangan perlakukan
orang seperti kebanyakan orang memperlakukan bendera; seolah-olah dipuja,
dihormati, lalu ditarik ulur, kemudian ditinggalkan sendiri, kepanasan sendiri,
kehujanan sendiri, merana sendiri, hingga lecek dan warnanya meluntur.
Dan terakhir: Cinta pun bisa berdusta. Tapi jika yang engkau miliki
adalah cinta sejati, maka semua bisa diatasi. Jika ada cinta sejati yang
mewarnai hidupmu, kamu pun tak akan pernah mengkhianati siapa pun dengan
berdusta. Tersirat dalam kalimat Fitrop [Fitri Tropica], “Lebih baik ditampar
oleh kejujuran, daripada dikecup oleh kebohongan.” (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar