Kang Maman – Batak's Nite: Banyak Taktik Banyak Akal
Pertama-tama, doa kami untuk seluruh pengungsi erupsi Gunung Sinabung,
semoga badai segera berlalu [aamiin].
Inilah beberapa persepsi orang tentang pemuda Batak di perantauan. Yang pertama, seperti dikatakan Boris, “Begitu lihat tipe wajah petak-petak, suara keras, tegas, dan galak, orang akan langsung bertanya, ‘Batak ya?’” Padahal, Boris dan banyak teman-temannya yang Batak, kesannya saja galak, tapi hatinya Hello Kitty. Dengar lagu O Tano Batak dan Inang saja langsung mewek.
Inilah beberapa persepsi orang tentang pemuda Batak di perantauan. Yang pertama, seperti dikatakan Boris, “Begitu lihat tipe wajah petak-petak, suara keras, tegas, dan galak, orang akan langsung bertanya, ‘Batak ya?’” Padahal, Boris dan banyak teman-temannya yang Batak, kesannya saja galak, tapi hatinya Hello Kitty. Dengar lagu O Tano Batak dan Inang saja langsung mewek.
Yang kedua, sekalinya tahu orang itu Batak, pertanyaan berikutnya
selalu, “Margamu apa?” atau langsung disapa, “Horas bah; hai inang; hai butet;
atau hai ucok.” Tetapi pemuda Batak di perantauan, begitu ketahuan marganya,
sering bengong kalau ditanya, “Nomor berapa kau?” Padahal, itu biasa ditanyakan
sesama Batak untuk mengetahui silsilah di marganya (di tarombo-nya) dia nomor berapa.
Ketika lagi
nongkrong bawa gitar dan ketahuan Batak, orang akan langsung disuruh nyanyi.
Padahal, tidak semua orang Batak bisa nyanyi—Boris buktinya lagi.
Lalu, begitu ketahuan
masih kuliah, pasti dikira mahasiswa hukum karena selalu dipersepsikan ‘pintar
debat, mau jadi pengacara’, mengikuti jejak 2 sahabat: Ruhut Sitompul dan
Hotman Paris Hutapea.
Itulah
persepsi tentang pemuda Batak di perantauan, yang menurut banyak teman saya
yang berdarah Batak, tidak pernah lupa 3 hal untuk modalnya mencapai sukses: Hamoraon (kekayaan); hagabeon (kebahagiaan), dan di atas
segalanya: hasangapon (kehormatan).
Dan 5 falsafah Batak yang juga saya dengar dari teman Batak saya, Hans
Miller Banurea, misalnya, “Orang Batak harus mardebata (punya Tuhan); maradat
(punya adat); marpangkirimon (punya
harapan); marpatik (punya aturan);
dan marpinompar (punya keturunan
agar silsilah tidak putus).”
Negeri ini mutu manikam yang terangkai sangat cantik, sangat indah
dengan kekayaan budayanya. Bang Ruhut, Boris, Judika (Batak); Saya [Maman Suherman] (Bugis–Makassar–Sunda); Ronal (Sunda); Kang Denny (Jawa–Sunda); Jarwo Kwat (Melayu); Cak
Lontong (Jawa); Kartika Putri (wong kito galo Palembang campur Jogja), kita
berbeda tapi tetap satu.
INDONESIA, BHINNEKA TUNGGAL IKA! (Maman
Suherman)
Artikel yang Menarik Gan
BalasHapusMohon Izin Comment ya ^^
Klik LIGA BINTANG
Join Liga Bintang ! klik link di bawah ini
BONUS DEPOSIT HARIAN 10% + CASHBACK SPORT S/D 15% + REFFERAL SPORT 2.5% dan Promo harian menarik lainnya ya^^
DEPOSIT VIA PULSA
- TELKOMSEL : 0,85% atau 15%
- Xl a
COSTUMER SERVICE :
- LIVE CHAT 24 JAM ONLINE
- WA : +62 812 8805 4524
Klik Prediksi Bola
Klik Situs Resmi Bolajalan
Klik Tempat Daftar
Ayo bosku segera daftarkan diri anda dan raih hoki bersama kami ya^^
kami tunggu kehadirannya hanya di situs resmi Betting online hanya di Liga bintang^^