Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Rabu, 03 September 2014

NoTulen ILK (Indonesia Lawak Klub) 3 September 2014 (Jempolmu Harimaumu)

Kang Maman Jempolmu Harimaumu

Efek dari segala sesuatu yang disampaikan di ruang publiktermasuk ruang publik virtualakan bertahan lebih lama ketimbang jika disampaikan di ruang privat. Seperti kata Jurgen Habermas di teori Ruang Publik, “Karena ruang publik tidak punya batasan ruang dan waktu, yang berakibat kita terpapar informasi yang sebenarnya tidak kita butuhkan, termasuk terpapar dampak buruk dari ulah kita maupun ulah orang lain.” Bayangkan, seperti dikatakan Cak Lontong, “Indonesia nomor satu di dunia negara paling cerewet di Twitter; 15 tweet per detik.” Apa saja di tweet, termasuk dari urusan kerok bulu ketiaknya Kartika Putri, sampai memaki, menghina, menista siapa pun.

Sesuai fungsinya sebagai ruang publik, memang sebaiknya menggunakan jejaring media sosial sebagai medium untuk hal yang sifatnya publik. Tapi kalau ingin menjadikannya sebagai eksplorasi ruang privat, silakan, asal siap tanggung risikonya.

Ruang publik seperti kolam. Silakan bikin riak seperti angin mengembus di kolam yang membuat ikan senang, tapi jangan sampai membuatnya keruh, lumpur naik ke permukaan membuat kolam menjadi hitam. Kata orang Sunda, “Tidak lagi caina herang laukna beunang (Tidak lagi kelihatan air terang ikannya terlihat, tetapi yang terlihat justru kegelapan).”

Hati-hati, jangan mudah menghina karena bisa dilaporkan melalui Undang-Undang ITE [Informasi dan Transaksi Elektronik]. Tapi Undang-Undang ITE juga butuh kedewasaan semua pihak, termasuk pemahaman yang tepat oleh aparat.

Kata kuncinya, kebebasan bukan bermakna boleh ugal-ugalan. Di mana pun, bebas ada batasnya. Kalau tidak hati-hati, ciutanmu di sosial media akan membuat nyalimu ciut, dan menjadikan nasib dan hidupmu kecut dan terpuruk di sudut gelap jeruji besi! (Maman Suherman)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter