Kang Maman – Pernikahan Sponsor
“Pernikahan,” kata Pak Jarwo, “adalah sebuah ikatan antara 2 orang.” Karenanya, untuk para suami, ingat, istri yang kamu nikahi mungkin tidak semulia Khadijah, tidak setakwa Aisyah, atau setabah Fatimah. Istrimu hanyalah wanita akhir zaman, yang bercita-cita menjadi sholeha.
Pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama. Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya; istri ladang tanaman, kamu pemagarnya; istri adalah murid, kamu mursyidnya; saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya; ketika ia menjadi racun, kamulah penawar bisanya.
Untuk para istri, ingat, suami yang menikahimu tidak semulia Muhammad [shallallahu ‘alaihi wa sallam], atau setakwa Ibrahim, tidak setabah Isa atau Ayub, dan tidak setampan Yusuf. Suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang bercita-cita menjadi saleh.
“Pernikahan,” kata Pak Jarwo, “adalah sebuah ikatan antara 2 orang.” Karenanya, untuk para suami, ingat, istri yang kamu nikahi mungkin tidak semulia Khadijah, tidak setakwa Aisyah, atau setabah Fatimah. Istrimu hanyalah wanita akhir zaman, yang bercita-cita menjadi sholeha.
Pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama. Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya; istri ladang tanaman, kamu pemagarnya; istri adalah murid, kamu mursyidnya; saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya; ketika ia menjadi racun, kamulah penawar bisanya.
Untuk para istri, ingat, suami yang menikahimu tidak semulia Muhammad [shallallahu ‘alaihi wa sallam], atau setakwa Ibrahim, tidak setabah Isa atau Ayub, dan tidak setampan Yusuf. Suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang bercita-cita menjadi saleh.
Pernikahan
mengajarkan kewajiban bersama. Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya; suami
nakhoda kapal, kamu navigatornya; ketika suami menjadi raja, nikmati anggur
singgasananya; dan ketika suami menjadi racun, kamulah penawar obatnya.
Pernikahan mengajarkan kita perlunya iman dan takwa karena pasangan
kita hanyalah manusia biasa.
Untuk yang hendak menikah—baik yang dibiayai sendiri, orang tua, atau
disponsori produk—pernikahan mungkin bisa mendatangkan uang, tapi belum tentu
bisa mendatangkan Tuhan. Karenanya, “Pernikahan tak harus banyak gaya,” kata
Fitrop [Fitri Tropica]. Undanglah Tuhan dengan cinta, bukan dengan benda. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar