Kang Maman – Barang Mewah Sewaan
Dalam buku Steal Like an Artist, ada pertanyaan, “Tahu
nggak apa itu orisinalitas?” Jawabannya, “Cuma plagiasi yang belum terdeteksi.”
Diskusi malam ini mengingatkan kembali pada naskah Pakaian dan Kepalsuan dari Achdiat K. Miharja, dan juga Teori Kritis dari Adorno dan Horkheimer yang mengritik kecenderungan ilmu sosial, melihat apa yang tampak sebagai data ilmiah, lalu mengolahnya untuk melakukan penelitian ilmiah. Padahal, penampilan fisik adalah tipuan terbesar yang mengelabui kita dari kenyataan.
Apa yang tampak itu tak pernah apa yang sesungguhnya. Kepalsuan hidup tersaji di depan mata. Padahal, orang yang terlihat miskin dan belum tentu bisa beli kasur empuk, tapi bisa tidur tenang dan bermimpi indah karena tak punya utang. Sementara orang yang terlihat kaya, padahal dari pinjaman dan utang bertumpuk, hidupnya tersandera barang sewaan, pasti bisa mendapatkan ranjang mewah, tapi belum tentu bisa tidur nyenyak.
Diskusi malam ini mengingatkan kembali pada naskah Pakaian dan Kepalsuan dari Achdiat K. Miharja, dan juga Teori Kritis dari Adorno dan Horkheimer yang mengritik kecenderungan ilmu sosial, melihat apa yang tampak sebagai data ilmiah, lalu mengolahnya untuk melakukan penelitian ilmiah. Padahal, penampilan fisik adalah tipuan terbesar yang mengelabui kita dari kenyataan.
Apa yang tampak itu tak pernah apa yang sesungguhnya. Kepalsuan hidup tersaji di depan mata. Padahal, orang yang terlihat miskin dan belum tentu bisa beli kasur empuk, tapi bisa tidur tenang dan bermimpi indah karena tak punya utang. Sementara orang yang terlihat kaya, padahal dari pinjaman dan utang bertumpuk, hidupnya tersandera barang sewaan, pasti bisa mendapatkan ranjang mewah, tapi belum tentu bisa tidur nyenyak.
Ingat juga kata Fitrop [Fitri Tropica], “Untuk apa
punya tas asli ratusan, bahkan miliaran rupiah, tapi senyum dan cintanya palsu.”
Konklusinya, penuh kepalsuan dan suka pamer, akan
mudah kehilangan pamor. (Maman Suherman)
***
“Anda dihargai karena perilaku Anda, bukan karena barang-barang mewah. Jadi, mewahkanlah perilaku Anda!” – Kang Denny (Denny Chandra)