Kang Maman – Siapa (Mau) Korupsi?
Selama 2013, KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi] berhasil menyelamatkan uang negara 1,196 triliun. Jumlah uang negara yang diselamatkan ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang “cuma” 113,8 miliar. Selama 2013, KPK berhasil menjerat 59 tersangka korupsi, lebih banyak dari 2012 yang “cuma” 45 orang. Untuk kalangan penyelenggara negara, ada 8 tersangka anggota DPR & DPRD, 4 kepala lembaga/kementerian, 3 tersangka gubernur, 3 tersangka wali kota dan bupati, 7 tersangka pejabat esselon dan 4 tersangka hakim & jaksa.
Selama 2013, KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi] berhasil menyelamatkan uang negara 1,196 triliun. Jumlah uang negara yang diselamatkan ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang “cuma” 113,8 miliar. Selama 2013, KPK berhasil menjerat 59 tersangka korupsi, lebih banyak dari 2012 yang “cuma” 45 orang. Untuk kalangan penyelenggara negara, ada 8 tersangka anggota DPR & DPRD, 4 kepala lembaga/kementerian, 3 tersangka gubernur, 3 tersangka wali kota dan bupati, 7 tersangka pejabat esselon dan 4 tersangka hakim & jaksa.
Menyimak paparan data itu, kesannya menyenangkan dan membanggakan
karena itu artinya KPK lebih berhasil menyelamatkan uang negara. Tetapi dari
sisi yang lain, ini menyedihkan karena artinya orang bukannya makin takut korupsi
meski sudah ada KPK, tapi semakin rakus dan semakin banyak uang negara yang
disikat.
2014 baru berjalan 6 bulan, makin terpapar di depan mata. Bahkan,
pengadaan alkitab dikorup, pelaksanaan kegiatan religius pun dihisap. Jadi,
teringat kata Shakespare, “(Bahkan) Iblis dapat mengutip kitab suci untuk
mencapai tujuannya.”
Karenanya, patut rasanya untuk melirik apa yang dilakukan penguasa di
Tiongkok, seperti kata Master Corbuzier tadi, yang dalam beberapa puluh tahun
terakhir sudah menghukum mati lebih dari 4.800 koruptor. Kenapa harus melirik
penguasa? Karena ikan busuk dimulai dari kepalanya. Karena penguasa harus
menjadi contoh buat rakyatnya—seperti kata Bang Abdel dan Kang Miing [Didi Suwendi Gumelar].
Zhu Rongji, perdana menteri Cina saat itu, ketika dilantik berujar, “Sediakan
100 peti mati, 99 untuk mereka yang melakukan korupsi, dan 1 untukku jika juga
aku korupsi.”
Jadi, seperti sentilan Vega, “Maukah pemimpin-pemimpin kita itu
mengucapkan hal yang sama ketika dilantik?” Korupsi, MATI!
Konklusinya, kunci tidak korupsi kata teman-teman tadi adalah
kejujuran. Dan, seperti kata Deddy Corbuzier tadi, “Kunci korupsi bukan cuma
karena ada kemauan, tapi juga karena ada kemaluan.”—syahwat berlebih dan tidak
punya malu! (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar