Kang Maman – Jangan Tunggu Bumi Marah
Indonesia itu sekeping surga yang jatuh
ke muka bumi. Bukti sederhana, Indonesia
memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies binatang
menyusui (mamalia) di dunia. Pemilik 16% spesies binatang reftil dan amfibi, 1.519
spesies burung, dan 25% dari spesies ikan di dunia ada di Indonesia, dan sebagian besar di antaranya bersifat
endemik. Artinya cuma ada dan hidup di Indonesia.
Namun sayang, seperti dengan satire disentil Cak Lontong tadi, luas
hutan alam khas Indonesia sudah menyusut dengan
kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Kita telah kehilangan hutan asli sebesar
72%. Setiap tahun sejak '97, 3,8 juta hektar/tahun hutan kita hilang dan
rusak. Dan yang menyedihkan menurut perkiraan para ahli, disentil oleh Kang
Denny, 50.000 jenis tanaman, hewan, dan serangga hilang setiap tahunnya di Indonesia.
Jika ini terus dibiarkan, teringat lirik Berita Kepada Kawan dari Ebiet G. Ade:
“...
Mengapa di tanahku terjadi bencana,
Mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan mulai bosan
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
...”
Semoga pemerintah peduli dan tidak mengabaikan hal ini jika tidak ingin
melihat alam semakin murka.
Bila kita hancurkan mata air, kita hadirkan banjir air mata.
Bagi kita sebagai individu, kita juga dapat berperan besar, dengan cara
menyatu dengan alam. Ada 2 hal sederhana: Jangan membeli barang dan suvenir
yang dibuat dari bagian tubuh hewan eksotis karena itu berarti kita ikut
mendukung mereka yang membunuh, menumpahkan darah, dan menyebabkan hewan-hewan
kita di ambang kepunahan
Terakhir, jika kamu tak mencintai lingkungan, berarti kamu tak
mencintai dirimu sendiri.
40.000 anak setiap hari meninggal karena gangguan kesehatan akibat
pencemaran lingkungan.
Jadi, di mana pun saat berada di hutan, di taman, di setiap jengkal
tanah, di muka bumi, terhadap alam hanya ada 3: Jangan ambil sesuatu kecuali
foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak, dan jangan bunuh sesuatu kecuali
waktu. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar