Kang Maman – Sahur On The Road
Ini sekadar mengulang, berkaitan dengan SOTR (sahur on the road), bagaimana hukumnya,
pamerkah atau ada berkahnya?
Banyak ayat kok yang memperbolehkan kita untuk menunjukkan amal
perbuatan kita, salah satunya Al-Baqarah:271 :
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah
baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu
berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”
Bicara soal
ria atau pamer, sudahlah, belajar saja menata hati dan niat. Kalau itu untuk
ajak orang lain berbuat kebajikan melalui uswatun
hasanah; melalui perbuatan baik diri kita, lakukan. Itu jauh lebih baik
daripada orang yang hanya bisa mengkritik, mencela, mencaci, tapi tidak bisa
berbuat apa-apa.
Urusan
ikhlas dan tak ikhlas, biarlah individu yang bersangkutan kepada Allah. Di situlah
titik kita ber-fastabiqul khairat
(berlomba-lomba untuk kebajikan).
Jadi, ingat,
berlomba-lomba untuk kebajikan, jangan kebut-kebutan atau langgar peraturan,
sehingga tidak terulang lagi kejadian SOTR tahun lalu yang menimbulkan pelajar yang tewas.
Kemudian
yang kedua, mengingatkan lagi apa yang diucapkan Ust. Maulana—sesama geng
Mangkura Makassar ini—Rasul bersabda, “Bersahur itu suatu keberkatan. Maka
janganlah kamu meninggalkannya walaupun hanya dengan meneguk seteguk air karena
Allah dan para malaikat bershalawat atas orang-orang yang bersahur.” Betapa
indahnya sahur; bayangkan, Allah bershalawat untuk kita.
Karenanya,
jangan hanya kenyangkan isi perutmu dengan makanan, tapi isi hatimu dan
batinmu dengan kebersamaan bersahur bersama anggota keluarga tercinta, termasuk
dengan anak-anak tercinta meski dia belum berpuasa. (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar