Kang Maman – Parodi Democrazy - Demokrasi yang Sudah Crazy
Mem atau meme [baca: mim] dalam ilmu memetika
itu semacam kode rahasia perilaku manusia yang bisa jadi pembuka kotak pandora untuk telanjangi serangkaian
teknik baru memanipulasi massa yang ada dalam iklan, pidato politik, dan
khotbah di TV yang bersifat manipulatif. Jadi, sebentuk keresahan kritis
masyarakat terhadap mem yang dahsyat
dalam materi iklan Capres.
Misalnya saja, ada mem begini,
“Meski di dalam kata ‘pemimpin’ ada
kata ‘mimpi’, bukan berarti pemimpin
cukup kasih mimpi tanpa bukti nyata yang dijanjikannya.
Pemimpin adalah pegangan warga untuk memimpin mencapai tujuan. Dan,
meski di dalam kata ‘pegangan’ ada
kata ‘angan’, jangan cuma kasih angan
kepada masyarakat. Mem seperti ini
baik karena tak ada warga yang ingin negerinya jadi bangsa kasihan gara-gara
pemimpinnya koplak.
Seperti mem yang pernah
dibuat Kahlil Gibran, mem “Bangsa Kasihan”.
Begini bunyi mem Kahlil Gibran itu:
“Kasihan bangsa yang memakai pakaian
yang tidak ditenunnya,
yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
dan meminum anggur yang tidak diperasnya.
Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh
Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh
menjadi pahlawan,
dan menganggap penindasan penjajah
sebagai hadiah.
...
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali direruntuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya
sudah berada di antara pedang dan landasan.
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
falsafahnya karung nasi,
dan senimannya cuma tukang tambal dan tukang
tiru.
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan trompet kehormatan
namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain
dengan trompet lagi.
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.
Kasihan bangsa yang terpecah-belah,
Kasihan bangsa yang terpecah-belah,
dan masing-masing mengangap dirinya
sebagai satu bangsa.”
Jadi, sekali
lagi, agar tak jadi bangsa pillihan dan bangsa kasihan, orang pun membuat meme di Twitter: “Pilihlah pemimpin
dengan kritis, karena 5 menit di kotak suara untuk nasib bangsa 5 tahun ke
depan.”
Kalau sampai
salah, kita akan mendirikan PLTAM yang baru: Perusahaan Listrik Tenaga Air Mata,
sebab kesedihan dan air mata rakyat sudah sangat cukup untuk itu!
Dan, untuk
pemimpin yang terpilih, jangan sampai kami datang ke depan rumah Anda dan
menyerahkan mem seperti ini: EVERYBODY KNEW YOU'RE LIAR! (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar