Temukan saya: @irwanzah_27 di Twitter & @isl27 di Instagram

Jumat, 04 Juli 2014

Ceramah Singkat Haji Komar di ILK (Indonesia Lawak Klub) 4 Juli 2014 (Mendadak Alim)

Kaum muslimin wal muslimat, mukminin dan mukminat, Pak Sabirin dan Pak Amat, tukang kain dan tukang tomat, yang sudah kawin maupun yang belum disunat. Para tokoh masyarakat, tokoh politisi, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, toko besi, toko baju, toko TV, dan lain sebagainya. Pimpinan ILK [Indonesia Lawak Klub] beserta seluruh jajaran dan perangkatnya yaitu seperangkat alat salat dibayar tunai ... sah.

Pak Denny, dalam sebuah bukunya, Ibnu Sina, seorang ahli fukaha, seorang ahli fiqih dan tasawuf, Ibnu Sina membagi kategori ibadah itu menjadi 3. Ada 3 jenis motivasi manusia melakukan ibadah.

Yang pertama, ada orang-orang yang melakukan ibadahnya semata-mata dia karena kepingin masuk surga. Kalau ada orang yang seperti ini, dia ibadahnya seperti pedagang, ibadahnya selalu main itung-itungan; untung dan rugi. Orang yang seperti ini akan kena penyakit yang namanya penyakit sum’ah, ria, ujub dan takabur; kepingin dipuji orang ibadahnya. Yang pertama.

Yang kedua, ada orang melakukan ibadahnya semata-mata karena rasa takutnya masuk neraka. Orang yang seperti ini adalah seperti budak. Capek dia ibadah. Dia akan terjebak dalam sebuah kegiatan ibadah yang bersifat rutinitas, ritual, yang penting gugurnya sebuah kewajiban. Itu yang kedua.

Yang ketiga, ada orang yang melakukan ibadahnya, dia tidak berharap apa-apa. Dia tidak berharap surga dan dia tidak takut masuk neraka; dia hanya berharap rida Allah Subhanahu wa Taala. Rukuknya, sujudnya, iktikafnya, tadarusnya, hanya berharap rida Allah Subhanahu wa Taala ... dengan cinta. Sujudnya dengan cinta, puasanya dengan cinta.

Kalau segala sesuatu yang kita kerjakan penuh dengan cinta, tidak berasa apa-apa. Ada seorang Waliyullah [wali Allah] wanita, cantik jelita, namanya Rabi’ah al-Adawiyah. Di setiap sujudnya, sajadahnya selalu basah dengan tetesan air matanya; lidahnya tidak pernah kering karena zikir yang tidak pernah putus kepada Allah Subhanahu wa Taala. Dia selalu berdoa, “Ya Allah, kalau saja sujud dan ibadahku ini semata-mata karena rasa takutku masuk neraka, tolong masukkan aku ke dalam neraka yang paling dalam sekarang juga ya Allah. Kalau sujud dan ibadahku ini semata-mata karena keinginanku masuk surga, tolong kunci saja pintu surga ya Allah. Aku bukan itu ya Allah, aku cinta kepadamu ya Allah.”

Saya kira itu yang harus kita pahami.

Ibadah puasa Ramadan adalah bersifat syirria (rahasia); hanya diri kita dengan Allah. Tidak ada yang tahu, tidak boleh ada yang tahu karena bersifat rahasia. Oleh sebab itu, biasa-biasa saja.

Lapar itu tidak ada. Haus itu tidak ada. Karena kita punya rasa. Rasa itu sesungguhnya karena kita punya rasa. Kalau garam rasanya apa? Asin. Siapa bilang garam itu asin? Yang mengatakan asin siapa? Karena kita punya rasa; karena ada rasa, kita merasakan asin. Gula itu rasanya? Manis. Siapa bilang gula itu manis? Yang mengatakan manis adalah rasa. Api itu rasanya apa? Panas. Api itu rasanya panas, tapi siapa bilang api itu rasanya panas? Buktinya, Nabi Ibrahim masuk ke dalam api dan tidak terbakar sedikit pun. Jadi, kita harus ngaji rasa.

Rasa lain lagi? Rasain kamu! :)

Jadi, Ramadan adalah sarana untuk ngaji rasa. (H. Nurul Qomar)
Share:

1 komentar:

  1. Luar biasa ternyata berpuasa paling tepat untuk ngaji Rasa.....

    BalasHapus

99 Mutiara Hijabers

99 Mutiara Hijabers
Klik gambar untuk membeli

Bandung Konveksi Kaos

Bandung Konveksi Kaos
konveksi kaos murah
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Twitter