Kang Maman – Cinta Terhalang Tradisi
Ada yang mengatakan bahwa cinta adalah perpanjangan kasih sayang Tuhan
untuk semua umatNya. Namun justru di saat dua orang saling mencintai, kotak-kotak
pembeda menjadi hal yang bisa membuat dada sesak. Seperti kata Bernard Batubara
dalam novel Surat untuk Ruth—mewakili suara hati Bedu:
“...
Satu hal yang ingin kutanyakan kepadamu
sejak lama,
bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta, namun ditakdirkan untuk
tidak bersama?
Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung
selama yang kita inginkan.
Jika waktu telah usai dan perpisahan ini harus
terjadi, apa yang bisa kita lakukan?
Masihkah ada waktu untuk kita bersama?
...”
Tapi ada yang percaya dengan kalimat Einstein—mewakili Gading Marten tadi—bahwa, “Selagi ada cinta, tidak perlu ada lagi pertanyaan. Jadi, lanjutkan!”
...”
Tapi ada yang percaya dengan kalimat Einstein—mewakili Gading Marten tadi—bahwa, “Selagi ada cinta, tidak perlu ada lagi pertanyaan. Jadi, lanjutkan!”
Kata Shakespeare, “Toh, perjalanan cinta sejati tidak akan pernah berjalan mulus.”
“Bukankah sejarah dunia menunjukkan bahwa tidak ada romantika kehidupan jika tidak ada risiko?” kata Mahatma Gandhi.
Jadi jika
bisikan hatimu mengatakan: ada seseorang di balik bukit sana, menunggumu dengan
setia, menghargai apa arti cinta, tempuhlah jalan mendaki dan jemputlah cintamu. “Tapi juga bersiaplah,” kata Abdel, Vega, dan Bedu tadi karena “hati bisa terjatuh dan terluka, merobek malam, menoreh
seribu duka, dan sayap-sayap pun patah,” kata Kahlil Gibran, “... retak, hancur bagai
serpihan cermin, berserakan, bercampur baur dengan debu, patah tertusuk duri
tajam.”
Bedu hanya
bisa meratap, mencoba menggapai-gapai sebuah pegangan. Begitulah cinta,
manisnya terasa karena risikonya pahit mengancam. Tapi jika pun jadi melangkah
bersama, ingat, “Semua belum selesai,” kata Vega dan Cipan [Cici Panda]. Karena memilih itu mudah, yang bertahan itu
yang lebih susah. Karena pada awalnya semua orang bangga pada pilihannya, tapi
pada akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya.
Jadi, yang
berhasil menentukan dan mendapatkan pilihan, ingat, ada yang lebih tidak mudah:
bertahan pada pilihan. Sementara yang kandas, ingat satu: Ajarkan bibirmu untuk
tidak mencemooh karena bibir dibuat untuk mencium, bukan untuk menghina orang
yang pernah kau cinta. Karena jika cinta digariskan, orang yang terpisah pun
bisa disatukan kembali. True love never ends; cinta sejati tak pernah berakhir.
(Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar