Kang Maman – Posesif, Apakah Sebuah Bukti Cinta?
Posesif (rasa ingin memiliki secara berlebihan), disebabkan oleh
beberapa hal. Tadi disebutkan Cak Lontong, ada 6: “Takut kehilangan karena
pernah gagal dalam menjalin hubungan, pernah dikhianati, kehilangan figur yang
disayangi, mencium kehadiran orang ketiga, dan merasa memiliki.”
Dari pembicaraan, sejak dari pernyataan Fitri Tropica hingga Pak Jarwo
Kwat, ini mengingatkan kita pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Aristoteles, sudah berpendapat bahwa keutamaan itu terletak di tengah. “Segala
yang ekstrem selalu berakhir pada kejahatan.” Ungkapan ini mengandung
kebijaksanaan yang besar; cinta yang ekstrem akan bermuara pada kebencian itu
sendiri. Maka, cinta harus disertai kesadaran.
Cinta tidak
boleh menjadi berlebihan. Karena, seperti yang dikatakan Aristoteles, “Apa pun
yang berlebihan, selalu menjadi rahim bagi si jahat.”
Cinta yang berlebihan pada hakikatnya bukanlah cinta, melainkan
potensi bagi kebencian, kejahatan, dan dendam itu sendiri.
Dan, yang paling utama dan sebaik-baiknya—kata teman-teman tadi—senada
seperti yang dikatakan Katon, dalam lagu Cinta Putih:
“...
Cukup bagiku hadirmu
membawa cinta selalu
...
Cukup bagiku hadirmu
membawa cinta selalu
...
(Dan)
...
Sepenuhnya, t'rimalah apa adanya dua beda menyatu
...
Sepenuhnya, t'rimalah apa adanya dua beda menyatu
Saling mengisi tanpa pernah mengekang diri
...”
...”
Kuncinya: Singkirkan sikap posesif yang berlebih untuk sebuah hubungan
yang lebih sip dan lebih positif, dan masih kata Katon, “Jadikan percaya yang
utama!” (Maman Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar