Kang Maman – Mata Uang Asing Disayang Rupiah Ditendang
Berbicara tentang mata uang asing disayang rupiah ditendang, sekadar intermeso, mengingatkan saya dengan 2 baris terakhir “Pantun Koruptor” – W.S. Rendra:
Berbicara tentang mata uang asing disayang rupiah ditendang, sekadar intermeso, mengingatkan saya dengan 2 baris terakhir “Pantun Koruptor” – W.S. Rendra:
“...
Hujan emas di rantau orang
Hujan emas di rantau orang
Hujan babu
di negeri sendiri
...”
...”
Persis kata
Cak Lontong, “Bapak bangsa
tak mau gunakan mata uang penjajah, tapi anak-cucunya malah berlomba borong
uang asing.”
Rupiah kita
hanya 1 dari 126 mata uang yang ada di muka bumi. Dan semua mata uang itu,
termasuk 5 mata uang yang menempati posisi paling tinggi di dunia: Dinar Kuwait,
Dinar Bahrain, Rial Oman, Lats Latvia, dan Poundsterling Inggris, tetap tidak
bisa membeli segala-galanya. Buktinya, orang miskin tak selalu bisa mendapat
daging, tapi orang kaya juga tak selalu bisa mencerna daging.
Uang memang
bisa menjadi pelayan yang hebat, indra keenam yang bisa menggerakkan dan
membuat 5 indra manusia menjadi nikmat. Tetapi, uang adalah majikan yang
kejam, yang bisa memerintah kita semau-maunya hingga kita menjadi makhluk yang
tak pernah ada puasnya. Karena sekali uang kita jadikan dewa, kita pertuhankan,
maka pada saat bersamaan, ia akan terus menjadi setan penggoda buat kita.
Jadi, uang, apa pun
mata uangnya, tergantung siapa yang memegangnya. Pemboros akan membakarnya; bakir
meminjamkanya; pemalsu memalsukannya; pajak mengambilnya; orang mati
meninggalkannya; pewaris menerimanya; orang hemat menabungnya; orang pelit
mendambakannya; perampok merenggutnya; orang kaya menambahnya; penjudi
kehilangannya.
Dan, hanya
manusia yang bisa bersyukur yang bisa mengatur dan menendalikan uang.
Satu yang
terakhir, uang tidak bisa membeli cinta, tapi hanya bisa memperbaiki posisi si
penawar. Dan uang, tidak berarti apa-apa jika kita hanya hidup sendirian. (Maman
Suherman)
0 komentar:
Posting Komentar