Para pelaku sejarah adalah orang-orang yang pantas mendapat
penghargaan, yaitu paling sedikit berupa doa dan sanjungan (baik dalam bentuk
tulisan maupun ucapan). Meskipun para pelaku sejarah itu sendiri tidak memintanya,
namun sudah selayaknya penghargaan itu kita persembahkan untuk mereka karena
mereka telah beramal secara ikhlas demi kemaslahatan umat.
Sebagai umat yang beragama pula, sudah sepatutnya kita berterima kasih
kepada mereka yang telah berjasa dalam merintis dan mengembangkan Madrasah
Aliyah Negeri Singkil sejak awal hingga sampai saat ini. Sabda Rasul, “Tidak
dianggap kamu bersyukur kepada Allah bila tidak berterima kasih kepada
manusia.” Jadi, penulisan sejarah ini adalah dalam rangka terima kasih kami
kepada para pionir yang telah berjasa kepada Madrasah Aliyah Negeri Singkil
ini.
Ide berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Singkil adalah gagasan dari para
tokoh-tokoh masyarakat yang berdomisili di Singkil, khususnya desa Pasar
Singkil, antara lain yaitu: Ust. Abu Sulaiman, Alm. Ust. Abdurrahman, Alm.
Ahmad Rasnisyah, Ust. Ramlan, Ahmad Fauzi, serta tokoh-tokoh lain yang sangat
peduli dengan pendidikan yang bernuansa islami.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Singkil pertama sekali berdiri di Singkil
dengan nama MAS (Madrasah Aliyah Swasta) pada tahun 1987, dan berlokasi di
gedung kompleks masjid Muhammadiyah Taqwa di desa Pasar Singkil. Setelah adanya
swadaya dari masyarakat, maka dibangunlah gedung MAN Singkil pada tahun 1992
dengan 3 bangunan yang sangat sederhana sekali di atas tanah wakaf seluas 8.500
m2 di Jalan Utama No. 21 Pasar Singkil, Aceh Singkil.
Pada periode awal berdirinya MAN Singkil, tenaga-tenaga pendidik di
bidang studi agama maupun umum kebanyakan diperbantukan dari Kantor Urusan
Agama (KUA), Pengadilan Agama dan guru-guru SMA. Madrasah Aliyah Negeri Singkil
diresmikan penegeriaannya pada tanggal 22 Maret 1999 dengan SK Menteri Agama
Nomor 71 Tahun 1999 tanggal 22 Maret 1999.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Singkil adalah sebuah sekolah berciri khas
Islam yang tercipta pertama sekali di desa Pasar Singkil, kab. Aceh Singkil.
Terhitung hingga saat ini, MAN Singkil telah dipimpin oleh 6 Kepala Madrasah,
yakni: Drs. Ramlan (1987–2000), Ida Warni AR, B.A. (2000–2004), Alm. Drs.
Suhaili (2004–2008), Ahmad Fauzi, S.Ag. (2008–2010), Husnati, S.Ag. (2010–2011),
Halimsyah, M.A. (2011–sekarang). Pada saat ini tenaga pendidik yang tetap
berjumlah 13 orang, tenaga tidak tetap 13 orang, sedangkan tenaga kependididkan
berjumlah 2 orang.
Dengan dibantu oleh Pemda (Pemerintah Daerah) dan BRR Aceh, kondisi
bangunan MAN Singkil kini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Madrasah Aliyah Negeri Singkil adalah lembaga pendidikan Islam yang
berada di bawah naungan Kementerian Agama. Sampai saat ini MAN Singkil telah
dilengkapi dengan sarana dan prasarana sebagai daya dukung pengembangan
keilmuan yang dibutuhkan. Selain itu, MAN Singkil juga memiliki tenaga pengajar
yang cukup handal, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Telah tersedia
sejumlah fasilitas pendukung seperti laboratorium, perpustakaan, musala, serta
fasilitas seni dan olahraga. Keinginan yang kuat dari lembaga ini adalah
menampilkan sosok madrasah yang bukan hanya sekadar tempat informasi ilmu yang
berlangsung formal dan mekanis sifatnya, lebih dari itu, MAN Singkil juga ingin
menjadikan dirinya benar-benar sebagai rumah ilmu, yakni rumah ilmu bagi para
penghuninya yang mempunyai ciri khas mengedepankan keberanian yang bertanggung
jawab, kebebasan yang didasari kekuatan nalar yang kukuh serta keterbukaan
dalam menerima segala informasi keilmuan yang diperlukan.
Yang diinginkan lembaga pendidikan sebagai rumah ilmu adalah: terwujudnya
sumber daya manusia masa depan yang memiliki kedalaman spiritual, kekukuhan
intelektual, moral yang tinggi, keterampilan handal yang semuanya
termanifestasikan dalam bentuk kesalehan teologis, juga kesalehan sosial serta
memiliki visi yang jelas dan wawasan yang luas.
Sumber: Tata Usaha MAN Singkil